Rabu, 02 Maret 2011

Percaya dan Yakin


Matius 17:20 :”Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, —maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.

Berapa banyak diantara kita yg merasa bahwa percaya saja sama Tuhan Yesus sudah cukup??
Jawabannya pasti sangat banyak!!!
Gw banyak ketemu orang yg seperti itu,ngomong sih orang Kristen tetapi sewaktu masalah banyak mendera di dalam hidupnya,malahan mengutuki Tuhan bukannya meminta bantuannya,dan malah meminta bantuan sama orang dunia(baik itu dukun,berhala,tempat2 keramat dll)
Gw bingung apa masih kurang baik yah Yesus di dalam hidup mereka???tapi gak mingkin kan Yesus sendiri yg berfirman kalau Dia selalu ada buat kita,karena Dia terlalu tau apa yang kita butuhkan.
Oiya kan kalau kita meminta yah,jadi gimana Tuhan Yesus mau memberikan kalau kita sendiri gak meminta sama Dia,,
Yohanes 15:7 : “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”.
Tapi banyak yang gw jumpai baik itu teman2 gw,saudara gw dan semua orang terdekat gw bilang “kita sudah meminta tapi Tuhan gak mendengarkan seruan kami,benarkah??yah jelas gak dong bukankah Tuhan sendiri yang berfirman di dalam “Yesaya 59:1  Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar”.
Terus apa dong yg Dia minta???Kita coba baca di “Ibrani 6:15  Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya”.Gimana Abraham menanti dengan sabar dan gak ragu sama sekali sama Tuhan meskipun Abraham sangat lama menanti janji Tuhan yg telah dijanjikan ke Abraham tapi imannya gak kendor sama sekali,maka Abraham menerima apa yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya,,,
Ibrani 11:1 : Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Seorang pelukis tidak dapat kita nilai bukan hasil lukisannya kalau dia belum menyelesaikan lukisannya,,karena jika dinilai di tengah jalan sewaktu dia melukis pasti hasilnya akan mengecewakan,tapi kalau kita menunggu sampai pelukis tersebut menyelesaikan hasil lukisannya pasti kita akan puas mulihat hasil lukisan pelukis tersebut.
So,, Frends,,
Percayalah dan yakin selalu sama Tuhan Yesus terhadap rancanganNya,karena rancanganNya lah yang terbaik buat hidup kita dan sabarlah dalam menanti hasil rancanganNya,,,dan setelah Dia selesai dengan rancanganNya,maka kita pun akan tersenyum melihat hasilnya sebab hasil rancanganNya gak akan pernah terpikirkan oleh kita karena rancanganNya hebat dan ajaib,,
Janganlah pernah meragukanNya sebab Tuhan Yesus adalah Allah yang Perkasa,Raja Damai,Raja Bala Sorga,,,Dialah pencipta dunia ini  dan segala isinya masakan Dia gak mampu untuk menyelesaikan semua masalahmu??
Wahyu 4:11  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan".
GBu all+
JS

Kasih Persaudaraan


Mengasihi tanpa syarat dan menerima apa adanya???apakah benar bisa???
Kelihatannya sih mudah untuk kita lakukan!!!
Apalagi kalau itu kita lakukan buat teman akrab kita,teman yang udah klop dan cocok sama kita,,tentu mudah,,,Tapi???
Gimana waktu adakalanya teman kita yang udah klop sama kita pun mengeluarkan sifat – sifat terburuknya yang sebelumnya gak pernah kita lihat dan ketahui,akan menjadi sesuatu yang mengerikan,karena itu butuh kesabaran yang lebih dan anugerah  dari Roh Kudus,
1 Petrus 1:22:” Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu”.

Apakah menerima apa adanya saat itu menjadi mudah untuk dilakukan??tentu tidak toh,,gw pun sep rti itu dahulu,sewaktu gw belum punya temen2 yg selalu menasehati gw klw gw salah dan gak ngakimin gw terus doain gw waktu gw jatuh dalam dosa,,dulu mw mengasihi dan peduli sama orang buat gw adalah sesuatu yang gak penting karena menurut gw buat apa kasihan sama dia??buat apa peduli sama dia??gak penting!!
1 Petrus 2:20:” Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah”.

Tapi temen2 gw ini kok aneh dan gw merasa nyaman ada sama mereka,,,mengasihi tanpa syarat dan menerima apa adanya kekurangan temannya mereka terapkan!!
So,frends bagaimana dengan mengasihi Tuhan???
Apakah mudah untuk mengasihi Tuhan???banyak yg berpikir sangatlah mudah,,
Gimana sewaktu Dia mengijinkan masalah yang berat datang menerpa kita? pasti yang ada hanyalah sungut2 kita ke Tuhan,,,
1 Yohanes 4:8 : “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”.
Lalu gimana kalau kehendak Tuhan gak sesuai dengan yg kita harapkan?? Sewaktu kehendakNya dan rencanaNya kelihatannya gak masuk akal dan gak sesuai dengan harapan kita???Apakah kita mengasihi Dia???
1 Yohanes 5:1-2: “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya.
    Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila  kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya”.
Ingatlah frends TuhanYesus udah baik sama kita bahkan Dia mau buat DiriNya mati di kayu salib yg hina cuma buat nebus dosa kita semua yg percaya sama Dia padahal siapa gw ; gw cuma seorang yg gak pentinng bahkan selalu berbuat dosa ,tapi gw sadar gw nih kan anak Tuhan apa gw harus kaya gini terus???padahal yang diminta Tuhan kan buat kita hanya percaya dan yakin sama Dia,,,
Yohanes 3:16: “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Menerima apa adanya dan Mengasihi tanpa syarat itu sangatlah sulit bukanlah suatu perkara mudah tapi itu semua butuh anugerah dari Roh Kudus,,
Jika kita mulai kepahitan sama teman kita dan mulai gak suka sama rencana Tuhan yg gak sesuai dangan kehendak kita,Ingatlah selalu akan  kasihNya buat kita dimana Dia sudah mau menurunkan derajatNya menjadi manusia,dan mati dengan hina tersalib di Bukit Kalvary,,
1 Yohanes 4:20: “ Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya”.
So,cobalah untuk selalu menerima apa adanya teman kita sewaktu dia menunjukkan sisi terburuknya,waktu kita kepahitan ngeliat tingkahnya,kita ingat aja selalu kebaikannya yg pernah ada buat kita meskipun itu cuma sedikit dibandingkan keburukannya,dan kasihilah dia tanpa syarat apapun sama seperti Tuhan Yesus mengasihi kita tanpa syarat apapun,Dia hanya maminta kita untuk percaya dan beriman padaNya,,Ingatlah selalu berdoa agar Roh Kudus selalu membimbing kita untuk menerima apa adanya dan mengasihi tanpa syarat karena kita gak akan pernah bisa untuk melakukan itu sendiri,,
Gbu all+
JS

Fokus


Penting gak sih fokus itu??di Alkitab tertulis kalau kita fokus dapat menyelesaikan masalah apapun juga,
Yosua 6 :2-4”Waktu bangsa Israel fokus akan perintah Tuhan,saat Tuhan menyuruh mereka untuk mengelilingi kota Yerikho 6 hari lamanya dan hari ke7 tembok kata itupun runtuh hanya dangan puji-pujian kepada Tuhan”.
Bayangkan hanya dengan bangsa Israel fokus dengan perintah Tuhan mereka dapat meruntuhkan tembok kota Yerikho yang saat itu sangat kokoh tapi bisa runtuh hanya cuma dengan puji-pujian saja,Tapi ingat selalu memohon akan bimbingan Tuhan juga karena kita adalah manusia yang terbatas,dan karena Dia merupakan Allah yang tidak terbatas.
Yohanes 3:34  Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Gw sering banget sewaktu banyak banget persoalan yang datang di hidup gw silih berganti ataupun sekali datang semua terkadang bingung mau menyelesaikan yang mana terlebih dahulu??dan itu terjadi karena gw gak fokus buat menyelesaikannya,dan gw sering banget mengumpat pada Tuhan :”Tuhan,kenapa Kau berikan masalah yang berat ini”.
Dan akhir-akhir ini gw diajarin buat gimana caranya buat fokus,,,Dia tau kalau gw gak pernah fokus dan Dia mau membuat hidup gw fokus akan semua persoalan yang diberikannya karena gw terlalu yakin kalau Dia gak mungkin memberi persoalan yang gak bisa gw selesaikan,tentunya minta bimbingan dari Tuhan selalu dong,karena rancanganNya lah yang terbaik buat gw bukan rancangan gw yang cuma sesaat doing,,,
Yesaya 55:8-9 : Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Gbu all+
JS

Aku Dan Pribadiku


Hari ini gw merenungkan kehidupan bahwa seharusnya, gw sebagai orang Kristen hanya boleh menyerahkan diri dipengaruhi oleh Firman Tuhan dan tidak oleh yang lain.
Namun kenyataan yang sesungguhnya gw masih dapat  dipengaruhi oleh beberapa hal yang memnuat gw tawar hati terhadap dosa dan gak kuat untuk selalu di dalam dia,hal-hal itu antara lain :

I .  Keadaan
·        Saat sedih,gw selalu menangis dan hanyut dalam kesedihan yang gw rasakan dan mengeluarkan seluruh isi hati gw ke teman atau saudara gw seakan-akan gw gak punya Tuhan yang sanggup untuk mengangkat semua beban persoalan yang gw sedang hadapi.
·        Saat marah karena seseorang membuat gw tersakiti,gw marah dan tidak dapat mengendalikan diri gw dan selalu menghakimi orang lain seakan akan gw adalah orang yang apling benar. Yupz,pas banget peribahasa ini buat gw ”Gajah di pelupuk mata tidak tampak namun selumbar di mata orang lain terlihat jelas”, dan terbukti pula bahwa mengasihi tanpa syarat itu susah banget butuh karunia dari Roh Kudus untuk melakukannya,,tapi bagaimana bisa gw peka terhadap Roh Kudus padahal gw mudah banget untuk marah???
·        Saat kecewa,,gw selalu mengira bahwa teman2 gw adalah orang yang super yang bisa selalu membantu gw untuk menyelesaikan semua permasalahan yang gw hadapi dan yang gak akan membuat gw kecewa,gw lupa kalau mereka juga adalah orang biasa yang terbatas.
·        Di saat saat yang lain,gw diombang-ambingkan oleh ketidakpastian dan bingung untuk do something alias bĂȘte,,.

II. Keputusan yang kurang tepat dan akhirnya berakibat membuat gw merasa malu   terhadap diri sendiri dan terkadang hilang percaya diri.

III. Tindakan yang keliru sering membuat aku merasa kecil terhadap orang lain.

IV. Ketidakdewasaan membuat aku merasa kecil terhadap orang lain.

V. Dan banyak hal lain lagi yang selalu membuat gw tawar hati terhadap dosa sehingga gw menjadi mudah untuk terpedaya oleh iblis.

Namun gw harus mengambil keputusan untuk tetap selalu berharp kepada Tuhan karena gw tahu bahwa Dia adalah tempat pengharapanku selalu.

      “Yesus adalah Tuhan yang selalu tetap mengasihiku dan selalu mendukung aku menuju kedewasaan di dalam iman untuk Yesus Kristus selalu”.
Mari kita berdoa:
Ya,Bapa anpunilah hamba yang berdosa ini Tuhan,yang selalu tawar hati terhadap dosa,hamba berlutut di bawah kakiMu ya,Tuhan.Layakkanlah hamba untuk menjadi unatMu yang setia dan mau untuk selalu menjalankan semua yang Kau ajarkan padaku melalui FirmanMu, karena hamba tidak dapat melakukannya tanpa bantuan kasihMu dan anugerah karunia dari Roh Kudus.Doa ini kami alaskan dalam nama Bapa yang bertahta di Kerajaan Sorga dan AnakNya yang Tunggal Tuhan Yesus Kristus.Amin

Kado Untuk Samuel




“Mengasihi artinya berbagi kebahagiaan dan berkorban demi kebahagiaan orang yang kita kasihi”
Dewa Klasik Alexander


“Aku menemukan sisi lain dari keindahan dunia ini saat mengenalmu dan ketika aku kehilangan dirimu, engkau menjadi inspirasi bagiku.”
Dewa Klasik Alexander
12926784181062922423
12915650891304406632
Aku meneguk sisa es teh tawar yang masih tersisa di gelasku. Ketika aku masih menikmatinya ekor mataku menangkap sosok anak laki-laki yang memperhatikanku. Matanya menatapku. Sebuah tatapan yang menusuk ke dalam hatiku. Tatapan yang penuh iba. Aku meletakkan gelas yang hanya menyisakan es batu yang masih membeku.
“Bu, anak kecil yang duduk di pinggir jalan itu siapa ya?” tanyaku penasaran kepada pemilik warung sambil memandang anak laki-laki tersebut.
“Ow… Duh, kasihan tuh anak, bang!”
“Kasihan kenapa, bu?”
“Sudah seminggu bapanya meninggal gara-gara sakit. Ibunya sih meninggal pas melahirkan dia. Dia ngga punya keluarga lagi. Sekarang sih dia tidur di mana saja karena di usir dari kontrakan.”
“Begitu ya, bu!”
Selesai membayar es teh tawar yang aku pesan. Aku menghampiri anak laki-laki yang hanya mengenakan pakaian kumal tanpa alas kaki. Entah sudah berapa lama dia tidak mengganti pakaiannya.
Semakin aku mendekatinya semakin jelas kelihatan kalau tubuhnya tidak terurus. Dia terus menatapku sampai aku duduk di sampingnya.
“Nama kamu siapa dek?” tanyaku dengan nada bersahabat sambil mengukir sebuah senyuman.
“Aku lapar, kak!” ucapnya sambil memegang perutnya.
Aku mencoba mengingat uang yang masih tersisa di saku dan dompetku. Hanya ada selembar sepuluh ribuan dan dua koin lima ratus.
“Nanti kakak belikan kamu makanan. Tapi nama kamu siapa?” Sekali lagi aku menanyakan namanya.
“Benar kak? Serius? Kakak ngga bohongkan?”
“Iya. Ngapain bohong? Tapi nama kamu siapa?”
Aku melihat senyuman manisnya yang memancarkan barisan giginya yang tersusun rapi tapi berwarna kuning karena tidak pernah disikat.
“Namaku Samuel Lie. Dipanggilnya Samuel. Kalau kakak?”
“Dewantara, panggil saja kak Tara!”
Dia mengulurkan tangannya lalu kusambut. Sebuah jabatan salam perkenalan yang hangat. Terasa kalau tangannya penuh dengan debu ketika tanganku bersentuhan dengan tangan munggilnya. Kukunya yang panjang menyembunyikan daki berwarna hitam di setiap kuku jarinya.
“Yuk, kita makan.”
“Di mana kak?”
“Tuh ada warteg!” ucapku sambil menunjuk sebuah warteg.
Dengan langkah semangat Samuel memegang tanganku dan menuntunku ke warteg tersebut. Wajah murungnya berubah menjadi ceria.
Aku hanya memandangnya dengan mata yang hampir copot. Lahap sekali anak ini makan. Kurang dari lima menit, makanan yang aku pesan sudah tidak tersisa lagi. Sampai menjilat jarinya segala.
“Terima kasih ya, kak!” ucapnya dengan malu-malu.
“Sama-sama,” balasku terharu meski aku tahu jatah makan malamku sudah tidak ada lagi.
*****
Aku manatap Samuel yang tidur terlelap yang hanya beralaskan koran dan tumpukan baju di kosku yang hanya berukuran 2×1,5 meter. Masih terngiang pembicaraan antara aku dengan Samuel sebelum dia terlelap.
“Aku panggil kakak dengan sebutan Ko Dewa ya?”
Aku menatapnya dengan keheranan di antara terang yang dipancarkan lilin kecil. Anehkan? Kos yang aku tinggali hanya seratus ribu sebulan. Tanpa listrik dan tanpa kamar mandi. Jadi kalau mau mandi harus ke WC umum. Itu pun harus bayar. Suara kereta api yang lewat persis di depan kosku sudah menjadi musik tersendiri bagiku. Kata orang ada harga, ada mutu. Seperti itulah gambaran kos di pinggiran rel kereta api.
“Dulu aku punya koko.”
“Trus koko kamu di mana sekarang?”
Hening. Sunyi. Bisu.
“Koko… Koko meninggal karena sakit sama seperti papa. Namanya Ko Daniel.”
Kembali kesunyian mencekam.
“Ngga apa-apakan kalau aku manggil kakak dengan panggilan Ko Dewa?”
Aku berusaha untuk tersenyum, “panggil saja Ko Tara, ya?”
“Oklah kalau begitu.”
Aku tertawa dengan tingkah lakunya yang masih polos.
Karena lelah Samuel langsung tidur terlelap. Sementara aku berusaha menutup mataku diantara suara perutku yang berbunyi karena kelaparan.
*****
12915651631596054007
“Koko pengen punya toko sendiri,” celotehku ketika mengajaknya ke tempatku bekerja. “Ngga perlu besar, yang penting milik sendiri.”
“Kenapa ngga jadi koki saja?”
“Koki?”
“Iya. Bisa makan sepuasnya. Kita makan ya ko?”
“Kamu lapar?”
“Lapar setengah mati.”
“Tapi uang koko tinggal seribu rupiah. Cuma bisa beli gorengan.”
Samuel hanya menatapku.
“Kamu disini ya, koko beliin kamu gorengan dulu.”
“Iya ko.”
Aku berlari untuk membeli dua potong pisang goreng. Begitu kembali, mata Samuel berbinar-binar ketika menerima dua potong pisang goreng.
“Ini untuk aku dan ini untuk koko,” ucapnya sambil menyerahkan sepotong pisang goreng.
“Untuk kamu saja ya!”
“Ngga mau! Koko kan belum makan apa-apa dari semalam?”
Dengan berat hati aku memakannya juga.
Setelah itu aku langsung melakukan tugasku ketika tiba di toko. Membuka toko, lalu membersihkannya, melayani pembeli dan kemudian menutupnya. Gajinya sih cukup untuk bayar kos, makan, kebutuhan sehari-hari dan biaya transportasi. Tapi beruntung Ko Willy, si empunya toko berbaik hati mengizinkan aku memakai komputernya untuk jualan online. Aku menjual tas yang ada di toko Ko Willy di blogku yang kuberi kamarsolusi.com. Keuntungannya memang sedikit. Tapi aku percaya, setia dalam hal yang kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal yang lebih besar lagi.
“Nanti kalau ada yang beli tas sama koko, nanti koko traktir kamu di KFC.”
“Wow! Samuel doain semoga laku. AMIN”
Aku hanya tersenyum. Apa lagi melihat tubuhnya sudah bersih. Meski baju yang dikenakannya kebesaran.
Aku belum bisa membelikan Samuel baju sehinga mau ngga mau dia harus memakai pakaianku.
*****
“Kamu sikat gigi pakai garam ya?”
Samuel menatapku dengan kebingungan.
“Odolnya habis. Koko belum bisa beli.”
“Ow.”
“Begini caranya…” ucapku lalu mengambil garam dengan telunjuk tanganku dan menggosokkannya ke gigiku.
“Asin ko!”
Aku tersenyum meski hatiku perih.
“Yah iyalah masa manis.”
*****
12915651891207257977
“Badanmu panas,” keluhku bingung ketika tanpa sengaja menyentuh tubuhnya. “Kamu sakit ya?”
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut munggil Samuel yang merah. Dahinya berkerut dan bibirnya mendesah menahan sakit.
Sementara di luar kos, gerimis mulai turun.
Tubuh Samuel kedinginan. Tidak ada jaket atau selimut. Aku berusaha menghangatkan tubuhnya dengan menempelkan beberapa baju ke seluruh tubuhnya.
“Kita ke dokter ya?” usulku, meski aku sendiri tidak yakin mendapat pertolongan tanpa uang yang cukup. Orang miskin dilarang sakit! Kalau berobat harus pinjam sana-sini buat biaya berobat. Setelah sembuh kerja keras lagi buat bayar hutang.
Aku semakin bingung ketika Samuel tidak menjawab. Dia hanya mengerang dengan mata tertutup rapat.
Aku menggendong tubuh Samuel dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Entah kenapa aku takut kehilangan Samuel. Meski baru dua minggu mengenalnya. Rasanya seperti terjalin ikatan batin yang kuat diantara kami.
Sehari tanpa ocehan Samuel rasanya ada yang aneh. Pertanyaan-pertanyaan sering terlontar dari mulutnya hingga kadang aku kewalahan menjawabnya.
“Woi, mau ke mana loe?” sergah satpam rumah sakit ketika melihatku. “Enak saja main masuk!”
“Adik saya sakit, pak?”
Satpam tersebut memandangku dan Samuel berkali-kali. Mungkin dia bingung, aku yang pribumi memiliki adik yang keturunan Tionghoa.
“Bawa saja ke rumah sakit lain. Di sini bayarnya mahal. Ngga terima pasien kayak begini!”
Ya Tuhan? Apa rumah sakit ini hanya menerima pasien yang menaiki mobil mewah yang bisa di rawat di sini? Sementara orang miskin sepertiku tidak diterima?
Ketika satpam tersebut mengarahkan mobil mewah untuk mendapatkan parkir aku langsung menerobos masuk. Aku tetap nekat untuk masuk. Apa pun akan aku lakukan untuk Samuel. Satpam tersebut hanya pasrah dengan sikapku. Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang melihatku basah kuyup tanpa alas kaki. Sandal nyang kupakai tadi putus. Mungkin sudah waktunya untuk diganti.
Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang memandangku. Dinginnya AC menusuk hingga tulang sum-sumku.
*****
12915652261633796255
Empat hari kemudian.
“Hemofilia?” tanyaku kaget.
“Penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromosn X,” ucap dokter muda yang cantik perawakannya memberiku penjelasan.
Aku menggagumi kecantikannya.
“Tapi selama ini tidak ada keanehan yang saya temui, seperti pendarahan yang terus menerus atau terjadi benturan pada tubuhnya yang mengakibatkan kebiru-biruan. Kalau boleh tahu, Samuel mengidap hemofilia A atau Hemofilia B, dok?”
“Begitu ya? Hemofilia B.”
Aku terdiam.
“Tidak hanya itu, hasil pemeriksaan menyatakan kalau dia juga positif HIV.”
Aku berdiri seperti patung. Samuel yang masih berumur enam tahun mengidap HIV? Ayah atau ibunyakah yang menularkan? Atau karena dia pernah menjalani transfusi darah dan ternyata Human Immunodeficiency Virus lolos dalam transfusi darah yang dijalanninya.
Kini aku tahu, kenapa tidak ada satu pun keluarganya yang mau menampungnya yang sebatang kara. Mungkin ayahnya meninggal karena HIV juga. Entahlah.
Aku menatap wajah pucat Samuel yang terbaring lemah dengan infus yang terpasang ditubuhnya. Selama Samuel di rawat tidak ada satu pun kata keluh kesah yang keluar dari mulutnya.
Masih jelas tergambar di memoriku pembicaraan kami berdua ketika mengajaknya makan di KFC di salah satu mal di bilangan Jakarta Barat.
“Samuel pengen kado natal!” Ungkap Samuel tiba-tiba begitu melihat nuansa natal yang menghiasi setiap penjuru mal.
“Mau kado apa?”
“Cuma pengen boneka Tazmania.”
“Nanti koko belikan kalau koko sudah punya duit. Beberapa harri ini belum ada tas yang laku. Nanti koko belikan boneka Tazmania yang gede.”
“Yang kecil juga ngga apa-apa kok.”
“Tapi jangan lupa berdoa ya.”
“So, pasti!”
Malamnya sebelum beranjak tidur, kembali dia mengutarakan keinginannya.
“Koko pasti belikan buat kamu. Berharap sebelum natal banyak tas yang laku.”
“Amin!” teriaknya memecah kesunyian malam.
Hatiku miris, seharian aku dan Samuel hanya minum air kran. Tidak ada duit yang tersisa.
“Maafkan koko, Samuel,” bisikku dalam hati sambil mengusap kepalanya.
Menit berikutnya.
Dia mengajakku berdoa. Biasanya aku yang mengajaknya.
“Tuhan… Berkati Ko Tara ya. Berkati pekerjaannya dan usaha on…”
“Online.” timpalku yang mengetahuinya kesulitan menyebut kata tersebut.
“Usaha onlinenya. Berkati juga bloknya.”
Aku tersenyum ketika dia menyebut kata blog dengak pemakaian huruf K dibelakangnya.
“Nama blognya apa ko?”
Kamarsolusi dot com,” ucapku dengan perlahan-lahan.”
“Berkati kamarsolusi dot kom ya Tuhan. Biar banyak orang yang diberkati.”
Aku terharu. Aku meneteskan air mataku.
*****
“Ko, aku mau pulang saja!”
“Kenapa sayang? Di sinikan enak? Ngga kayak di kos koko.”
“Tapi aku kasihan koko harus berhutang untuk bayar semuanya.”
Diam. Sesak.
“Kamu jangan pikirkan itu ya, sayang. Tuhan pasti cukupkan semuanya.”
Tidak ada pilihan selain meminjam uang dengan Ko Willy dengan jaminan gajiku di potong setengah dari seharusnya aku terima setiap bulan.
Sebatang kara seperti ini tidak bisa berharap pertolongan kepada keluarga. Ah, betapa indahnya kalau masih memiliki keluarga. Teman? Ini Jakarta. Uang ngga jatuh dari pohon kayak daun kering. Siapa yang mau memberikan pinjaman kepadaku tanpa jaminan apa-apa yang bisa disita kalau tidak mampu melunasi hutang yang ada? Memberikan pinjaman ke keluarga sendiri saja masih pakai hitung-hitungan. Kalau mau nyumbang harus di ekspos. Berharap kepada manusia memang sering mengecewakan.
“Kamu harus di rawat di sini supaya cepat sembuh.”
“Ko…. Maafkan aku.”
“Kenapa harus minta maaf?”
“Aku sudah merepotkan koko.”
Aku menggenggam tangannya. “Kamu tidak merepotkan kok. Percayalah! Koko malah senang bisa berkorban buat kamu.”
******
12915652635125962
1291565283359961275
1291565305740409917
Segala macam usaha telah di coba oleh tim dokter yang menangani Samuel. Sudah dua minggu terakhir ini berbagai obat pun silih berganti dimasukkan ke dalam tubuhnya.
Setiap hari berjam-jam aku menemaninya setelah pulang dari jaga toko. Mengobrol, bergurau atau kadang-kadang berdongeng untuknya.
“Ko, apa artinya meninggal dunia?”
Pertanyaan yang menghentakkan diriku yang lelah dan lapar. HIV sudah memorak-porandakan seluruh sistem pertahanan tubuh Samuel. Infeksi yang tidak terlalu berat pun dapat menimbulkan penyakit yang fatal.
“Artinya, kamu akan suatu tempat yang jauh. Tempat di mana kamu berasal.”
“Perginya sendirian?” tanyanya lemah.
Mataku berkaca-kaca. Namun aku mencoba untuk menahan agar air mata itu tidak jatuh.
“Sendirian. Tapi kamu jangan takut.”
“Kalau aku meninggal dunia, siapa yang akan menemani koko?”
Akhirnya air mataku juga jatuh. Diantara penderitaannya dia masih memikirkanku.
“Aku tahu, koko sering ngga makan biar aku kenyang. Koko sering jalan kaki pulang pergi ke toko biar bisa belikan aku sesuatu setiap hari. Nanti di sana, siapa yang motongin kuku Samuel?” ucapnya sambil meneteskan air matanya.
Aku memeluknya.
“Kamu ngga usah mikirin koko ya, sayang!  Tuhan pasti menjaga koko.”
“Nanti kalau aku sudah besar dan punya uang yang banyak. Aku mau belikan koko sebuah toko. Biar koko ngga usah kerja lagi. Trus belikan koko rumah dan mobil, biar kalau hujan bisa tetap tidur enak dan tidak perlu lagi jalan kaki.”
Mulutku tertutup rapat. Bungkam. Tak ada kata yang bisa melewati kerongkonganku. Di tengah rasa sakitnya, dia masih menyimpan sebuah impian. Bukan keluh kesah karena sakit yang di deranya.
******
1291565334890052374
Aku membawa sebuah boneka Tazmania kecil untuk Samuel. Samuel yang terbaring lemah memaksakan senyumannya.
“Ko…”
“Kenapa sayang?”
“Besok aku tidak bisa ikut koko natalan di gereja.”
“Ngga apa-apa.”
“Kamu suka ngga bonekanya?”
“Terima… kasih… ya, ko! Bonekanya bagus banget.”
“Maafkan koko ya. Koko ngga bisa belikan kamu boneka yang gede.”
“Ko, aku mau… kasih koko… kado.”
Aku tercengang!
“Aku cuma… bisa kasih lagu buat koko…”
Aku mendekatkan kupingku di wajah Samuel. Suaranya semakin pelan.
“Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu
Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya”
Air mataku terus jatuh ketika dengan susah payah dia menyelesaikan lagu tersebut. Meski sudah tidak ada lagi harapan Samuel tetap percaya mujizat itu ada.
“Selamat natal ya ko,” ucapnya dengan sangat pelan.
“Selamat natal juga sayang.”
“Ko…”
“Iya, sayang!”
“Koko bisa nyanyikan aku lagi malam kudus? Tapi pake bahasa inggris.”
Tanpa berpikir panjang aku memenuhi permintaan Samuel.
Silent night, holy night
All is calm and all is bright
Round yon virgin mother and child
Holy infant so tender and mild
Sleep in heavenly peace
Sleep in heavenly peace
Silent night, holy night
Shepherds quake at the sight
Glories stream from Heaven afar
Heavenly hosts sing halleluia
Christ the savior is born
Christ our savior is born
Silent night, holy night
Son of God
Love’s pure light
Radiant beams from thy holy face
With the dawn of redeeming grace
Jesus Lord at thy birth
Jesus Lord at thy birth
Halleluia!
Halleluia!
Halleluia!
Christ the savior is born
Tangan kanan Samuel mendekap boneka Tazmanianya sementara tangan kirinya menggengam tanganku.
Genggamannya makin lama makin lembut hingga tak ada lagi nadinya yang berdetak.
“Surga menantimu, pahlawan kecilku,” bisikku dikupingnya yang dingin.
12915653581392454104
12915653731802124900



Cerpen ini saya dedikasikan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS), percayalah kalian adalah makluk Tuhan yang paling bahagia dan berharga di mata Tuhan dengan keadaan apapun.
“Jauhi virusnya bukan orangnya.”


sumber : http://muda.kompasiana.com/2010/12/06/kado-untuk-samuel/